West Papua : ULMWP & RI Saling Mengklaim Tentang Petisi Rakyat dan Bangsa West Papua

Oleh: Dr. Socratez Yoman.

Saya sebagai gembala umat punya tanggungjawab iman dan moril untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Kabar yang benar dan jujur itu dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan bangsa West Papua.
 
Tuan Benny Wenda Sang Pejuang Sejati Bangsa Papua Barat Merdeka

Juru Bicara dan Anggota United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda dan Rex Rumakiek mengatakan bahwa Petisi rakyat dan bangsa West Papua sudah diserahkan kepada Ketua Komisi Dekolonisasi yang disebut Komisi 24 PBB. Dokumen bangsa West Papua diterima resmi Ketua Komisi 24 PBB, pada 26 September 2017.

Sementara bangsa Indonesia pada 27 September 2017 Metrotvnews.com dari New York, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakakan: "Kelompok Separatis Sebar Hoaks Serahkan Petisi ke PBB". Saya mau sampaikan bahwa Petisi rakyat dan bangsa West Papua itu benar-benar sudah sampai di tangan Ketua Komisi 24 PBB.

Sekarang tergandung PBB, Indonesia dan Negara-Negara Pendukung West Papua Merdeka. Apakah Indonesia harus mau berbohong lagi ? Istilah yang sering ungkapkan bahwa, apakah Indonesia mau memotong lidahnya sendiri ?

Rakyat dan bangsa West Papua dengan sangat elegan, bermartabat, beradab, dan terhormat serta sangat manusiawi hadir di Komisi 24 PBB, bersama-sama keluarga Negara-Negara Pasifik, Karabia dan Afrika.

Apakah Indonesia akan memajukan dua perempuan itu untuk menolak Petisi itu di forum PBB ? Apakah dua perempuan itu selevel dengan para Perdana Menteri Negara-Negara Pasifik, Karabia dan Afrika ? Apakah itu dianggap Negara-Negara kecil yang tidak perlu ditanggapi oleh Menteri Luar Negeri atau Presiden ?

Kisah Alkitab masih relevan dalam realitas hari in :

Goliat (Indonesia) yang angkuh dan sombong sedang mengancam si Daud Kecil (Negara-Negara Pasifik, Karabia, Afrika) yang rendah hati jujur, tulus, polos, demi solidaritas kemanusiaan dengan kokoh dan tak gentar berdiri di sisi rakyat dan bangsa West Papua.

Penulis adalah Ketua Sinode Gereja Baptis Papua